Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu agenda terpenting pemerintah. Tidak hanya di tingkat pusat, tetapi juga hingga ke daerah-daerah. Percepatan pembangunan infrastruktur terus dilakukan, termasuk dengan membuka pintu bagi partisipasi pihak swasta.
Di Provinsi Banten, infrastruktur juga menjadi salah satu dari tiga fokus utama Gubernur Wahidin Halim—di samping kesehatan dan pendidikan. Menurut Wahidin, infrastruktur sangat strategis dan penting karena mampu memfasilitasi masyarakat dan memberikan manfaat ekonomi. Selain itu juga membuka akses ke daerah-daerah yang terisolasi.
“Yang kita utamakan dua tahun ini membangun infrastruktur, membangun jalan-jalan provinsi yang rusak, dengan target 200 kilometer,” ujar Wahidin saat ditemui di Serang, Senin (4/12).
Di samping itu, di Banten juga akan dibangun sejumlah jalan tol, waduk, dan aktivasi jalur kereta. Pembangunan irigasi dan normalisasi sungai juga dilakukan. Tidak terkecuali penyediaan hunian, terutama mengingat Banten juga merupakan daerah industri. “Kebutuhan akan rumah yang terjangkau menjadi sangat penting,” papar Gubernur.
Terkait hal itu, Gubernur mengapresiasi hadirnya proyek Citra Maja Raya. “Kota Maja itu menjadi kota satelit yang akan memberikan warna bagi Banten ke depan,” ujar Gubernur.
Senada dengan Gubernur, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya juga menyambut baik kehadiran Citra Maja Raya yang berlokasi di Kabupaten Lebak. Menurut Bupati, Citra Maja Raya akan membantu pengembangan Kota Baru Maja.
Bantu “backlog” perumahan
Kota Baru Maja menjadi salah satu dari 10 kota baru yang dikembangkan oleh pemerintah pusat untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019.
Saat ini, Citra Maja Raya sedang membangun 10.000 unit rumah, termasuk di dalamnya sekitar 8.000 unit rumah yang dikhususkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, akan segera membangun 1.000 unit rumah bersubsidi dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang disediakan pemerintah.
Komitmen pengembang untuk membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, sesuai dengan amanat UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan permukiman.
“Saya berharap, adanya Citra Maja Raya, tidak hanya bisa membantu backlog perumahan di Kabupaten Lebak, tetapi juga membantu peningkatan perekonomian di Lebak sendiri,” ujar Bupati.
Saat ini, Lebak berpopulasi 1,2 juta penduduk atau kurang lebih 384 ribu kepala keluarga. Dari jumlah itu, sekitar 43 ribu kepala keluarga (KK) belum memiliki rumah. “Saya juga terus mengingatkan pengembang agar membangun berdasarkan acuan undang-undang itu. Selain itu, pihak pemkab juga menyarankan agar penetapan uang muka dan cicilan perumahan itu memperhatikan upah minimum kabupaten, yang berarti memperhatikan kemampuan warga Lebak, bukan warga DKI Jakarta,” ujarnya.
Citra Maja Raya, Iti menambahkan, akan memperkuat potensi lainnya di Lebak. Saat ini, kontribusi utama PAD Lebak datang dari sektor pertanian dan agribisnis. Pemkab kali ini sedang fokus untuk membangun beberapa destinasi wisata tingkat nasional. “Kami yakin, Kota Baru Maja, khususnya Citra Maja Raya, akan memberikan multiplier effect yang besar ke depannya,” ujarnya.
Usung konsep TOD
Citra Maja Raya menjadi salah satu proyek terbesar Ciputra Group. Proyek Kota Terpadu yang diresmikan pada 18 November 2017 ini merupakan proyek joint operation antara PT Ciputra Residence, PT Hanson International Tbk, dan PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk, yang pembangunannya telah dilakukan sejak 2015.
Bukan tanpa alasan, Ciputra Group dipercaya banyak pihak untuk mengembangkan kawasan-kawasan potensial agar menjadi kawasan yang terus berkembang. Integritas menjadi salah satu kuncinya.
“Kami memiliki 3 pedoman, yaitu integritas, profesionalisme, dan entrepreneurship. Konsumen mengharapkan agar developer mampu memberikan ketenangan dan keamanan bagi mereka. Ini bisa didapat apabila janji developer dipenuhi dengan baik tanpa melebihi tenggat waktu,” ujar Ciputra.
Ciputra menambahkan, yang diharapkan masyarakat tidak hanya hunian memadai, tetapi juga infrastruktur dan fasilitas-fasilitas pendukung, termasuk pusat bisnis dan akses transportasi. Semua harus dipenuhi seperti yang dijanjikan. “Janji ada utang. Dan utang harus dibayar,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Ciputra Residence Budiarsa Sastrawinata mengemukakan, Citra Maja Raya dengan luas pengembangan 2.000 hektar menjadi salah satu bukti nyata Ciputra Group menghadirkan perumahan bagi kelas menengah dan kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Ini sebagai upaya mendukung pemerintah mewujudkan program sejuta rumah.
Salah satu keunikan proyek kota terpadu dari Ciputra Group ini adalah konsep transit oriented development (TOD) yang diusungnya. “Kami menerapkan konsep TOD, yang merupakan pengembangan kawasan berbasis sistem transportasi massal. Di mana akan didukung dengan berbagai fasilitas transportasi, mulai dari kereta api Commuter line, rel double track, serta sarana stasiun yang nyaman,” ujar Budiarsa.
Citra Maja Raya, lanjut Budiarsa, juga akan dilengkapi dengan sederet fasilitas seperti pendidikan, kesehatan, komersial, hiburan, hingga sosial dan ruang terbuka hijau. Semua itu akan membuat para penghuni merasa aman dan nyaman berada di kawasan tersebut. [BYU/VTO/ACA]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 13 Desember 2017