Berdasarkan riset tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang 2020, Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei. Salah satu alasan rendahnya peringkat negara kita adalah karena minimnya edukasi sejak dini baik dari negara, orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar soal literasi digital. Saat ini masih banyak orang yang minim literasi digital dan melakukan ujaran kebencian atau hate speech. Maka itu, baiknya pendidikan literasi digital ini telah diusulkan untuk diajarkan sejak usia dini. Penting bagi kita untuk membangun kesopanan terlebih dahulu di antara orang tua dan anak dan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjadi contoh yang akan diaplikasikan di dunia digital. Agar mampu menanamkan nilai kesopanan pada anak, orang tua perlu memberi contoh yang baik kepada anak dengan cara mempunyai kode etik, etika, dan sosialisasi yang diajarkan di lingkungan sekitar.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Hidup Pintar di Tengah Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Jumat, 10 September 2021, pukul 14:00-16:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Dr Rachmawati, MM, CPS (Trainer Making Indonesia 4.0 LEMHANNAS RI), Novi Widyaningrum, SIP, MA (Peneliti Center for Population & Policy Studies UGM & IAPA), Dr Santo Dewatmoko, ST, MM, MA (Pelaku Bisnis, Akademisi, Investor & Pemerhati Kebijakan Publik), Sigit Widodo (Internet Development Institute), dan Maria Harfanti (Miss Indonesia 2015, Presenter & Aktivis) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Sigit Widodo menyampaikan informasi penting bahwa “Orang dengan literasi digital yang baik mampu membedakan informasi yang benar dengan misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Salah satu langkah paling tepat adalah dengan selalu cek sumber berita, apakah berasal dari situs yang terpercaya atau tidak. Selain itu, orang pintar gunakan media sosial dengan tepat dengan hanya mengikuti atau berteman dengan akun-akun yang positif dan terpercaya. Mereka juga menggunakan media sosial untuk hal-hal yang produktif dan untuk menyebarkan hal-hal yang positif. Cerdas menggunakan media sosial juga berarti tidak menyebarkan informasi pribadi yang terlalu detail, dan selalu mengawasi jejak digital.”
Maria Harfanti selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa sudah banyak sekali pihak yang memanfaatkan teknologi-teknologi pintar, seperti yang ada di handphone dan juga mobil yang otomatis bisa menyetir sendiri. Baginya, hal yang terpenting adalah kita dapat tetap up-to-date terhadap teknologi-teknologi penting yang ada di dunia ini. Kita harus dapat mengajarkan secara step-by-step kepada orangtua agar bisa dipraktikkan oleh mereka, bisa juga memberitahunya dengan mengajak menggunakan Google untuk mencari informasi yang berguna. Ketika ingin berbagi sesuatu di internet, kita harus mempertimbangkan perasaan dan empati agar kita peduli dengan orang lain, serta harus kritis dengan suatu kebenaran dari sebuah informasi.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Kusmini menyampaikan pertanyaan “Perkembangan teknologi tidak hanya memunculkan banyak peluang, tetapi juga tantangan. Untuk menjadi generasi millennial yang mampu terjun dan menghadapi persaingan juga arus global di negeri Indonesia, maka skill-skill apa yang harus diimplementasikan di masa depan?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr Rachmawati, MM, CPS, bahwa “Perlu cakap dan paham terhadap software, soft skill, dan juga terhadap penggunakan platform-platform yang ada, tapi kita juga harus beretika dan jangan sampai kita menimbulkan masalah. Ada Pancasila untuk menjunjung tinggi nama Indonesia di mata pengguna media digital secara internasional. Penerapannya dalam berinteraksi juga akan melatih passion dan mental untuk diri sendiri dan orang-orang di sekitar.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.