Cashless society adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di zaman ini.

Seperti Anda ketahui, metode pembayaran di berbagai tempat kini mulai beralih menjadi transaksi digital dan bukan lagi uang tunai (fisik). Fenomena inilah yang dimaksud dengan cashless society.

Tak dapat dimungkiri, penggunaan uang elektronik memang menjadi alternatif yang menawarkan kemudahan dan kecepatan di era serba digital seperti sekarang.

Namun pertanyaannya, bagaimana kesiapan masyarakat Indonesia menghadapi cashless society? Untuk mengetahui jawaban tersebut, yuk simak artikel berikut ini sampai habis.

Apa itu cashless society?

Apa itu cashless society? Cashless society adalah kondisi di mana masyarakat di suatu daerah tidak lagi melakukan aktivitas ekonominya menggunakan uang fisik atau tunai.

Meskipun demikian, bukan berarti peredaran uang dihentikan. Akan tetapi, penggunaannya saja yang semakin dikurangi dan digantikan menggunakan uang digital dengan atau tanpa kartu.

Cashless society adalah kondisi yang terjadi karena dampak dari kehidupan modern dan perkembangan pesat teknologi. Dalam pelaksanaannya, cashless society adalah hal yang masih memiliki pro dan kontra di masyarakat.

Hal itu diakibatkan karena adanya kelebihan dan kekurangan cashless society yang terus menjadi pertimbangan dalam menggunakan maupun melewatkannya.

Kelebihan cashless society

Cashless society adalah pilihan gaya hidup masyarakat karena banyaknya kemudahan yang ditawarkan. Manfaat cashless society ini semakin memotivasi banyak orang untuk beralih ke cara yang lebih praktis dalam bertransaksi. Berikut ini beberapa kelebihan cashless society.

1. Cepat dan mudah

Penggunaan uang tunai saat transaksi cukup memakan waktu, terutama bila nominalnya sangat besar. Dalam jual-beli, penjual harus menghitung terlebih dulu uang yang diserahkan, baru kemudian memberikan barang permintaan pembeli.

Dengan transaksi cashless, hanya perlu menggesekkan kartu ataupun menyentuh layar smartphone, uang akan mudah ditransfer dan barang juga cepat diterima.

2. Banyak promo

Biasanya banyak perusahaan keuangan digital yang bekerja sama dengan merchant atau penyedia jasa untuk memberikan promo.

Promo ini ada dalam berbagai bentuk, seperti cashback, diskon, dan buy 1 get 1. Oleh karena itu, adanya sistem cashless bisa sangat bermanfaat bagi masyarakat.

3. Tidak perlu bawa banyak uang tunai

Ketika ingin bertransaksi dalam jumlah yang sangat besar, Anda tidak mungkin membawa banyak lembaran uang di dalam dompet. Alternatif lainnya menggunakan tas besar. Ini bisa jadi hal yang sangat tidak praktis. Dapat dilihat, gerakan cashless society adalah solusi untuk mengurangi kerepotan semacam ini.

4. Meminimalisasi tindak kriminal

Tas yang besar untuk menyimpan banyak lembaran uang juga bisa memicu adanya tindakan kriminal perampokan. Cashless akan sangat membantu dalam meminimalisasi risiko tersebut karena uang disimpan dalam kartu kecil yang tidak mencolok atau pada akun e-wallet di smartphone Anda.

5. Terhindar dari dampak pemalsuan uang

Sudah menjadi hal yang tidak asing bahwa banyak mata uang palsu beredar dan penggunaannya bisa semakin meluas. Hal ini jelas sangat merugikan masyarakat. Keuntungan yang bisa didapatkan oleh cashless society adalah terhindar dari dampak penyebaran uang palsu tersebut.

6. Meningkatkan pendapatan negara

Sistem cashless memungkinkan transaksi tercatat dengan baik. Hal ini akan sangat membantu pemerintah. Pasalnya, pemerintah bisa mengetahui masyarakat yang terkena wajib pajak. Dengan demikian, masyarakat yang menggunakan sistem cashless membantu meningkatkan pendapatan negara.

Kekurangan cashless society

Cashless society adalah hal yang masih ditentang oleh sebagian orang. Alasannya, sistem ini bisa jadi memiliki risiko dan tidak tepat diterapkan di beberapa lingkungan. Adapun kekurangan yang dimiliki cashless society adalah sebagai berikut.

1. Adanya batasan nominal transaksi

Meskipun Anda memiliki banyak uang dan mampu jika harus menyimpan atau bertransaksi dalam jumlah yang besar, pada kenyataannya tetap ada batasan.

Umumnya, nominal kartu debit dibatasi hanya lima sampai sepuluh juta rupiah. Sementara itu, untuk kartu kredit ada nilai limit dengan batasannya masing-masing dari bank.

Untuk transaksi dalam jumlah yang sangat besar, diperlukan instrumen uang digital lainnya seperti bilyet giro ataupun cek.

2. Adanya biaya admin

Agar dapat menikmati kemudahan dari cashless dalam bertransaksi, seringkali diminta biaya admin yang ditanggung sendiri.

Nominal biaya admin tersebut tentunya berbeda-beda. Namun, biasanya biaya admin nilainya tidak terlalu besar.

Meskipun demikian, jika terdapat banyak transaksi, biaya admin bisa menjadi hal yang membuat sebagian orang tidak begitu senang dengan sistem cashless.

3. Adanya risiko cyber crime

Secanggih apapun suatu teknologi, tetap terdapat celah yang memungkinkan terjadinya cyber-crime, termasuk juga dengan sistem cashless.

Pencurian data, hingga uang di dalam kartu maupun e-wallet sangat mungkin terjadi dan bisa merugikan pengguna sistem cashless ini.

4. Membuat lebih konsumtif

Kemudahan dan kepraktisan dalam bertransaksi semakin membuat masyarakat yang menerapkan sistem cashless sulit mengendalikan diri.

Pasalnya, semua bisa dilakukan dengan mudah dalam sekali gesek atau klik. Hal ini nantinya bisa menyebabkan masyarakat semakin konsumtif karena tidak akan repot ketika berbelanja.

5. Berpotensi terkena dampak pemblokiran oleh pemerintah

Menyimpan semua uang tunai di bank demi keamanan tempat simpan atau kemudahan transaksi sebenarnya bukanlah hal yang bijak.

Meskipun Anda memegang status kepemilikan atas seluruh uang tersebut, tetap ada kebijakan pemerintah yang harus dipatuhi.

Dengan demikian, pemerintah akan mudah memblokir rekening Anda secara sepihak bila terjadi suatu kondisi tertentu.

6. Tidak semua orang menggunakan sistem cashless

Dalam bertransaksi, tidak semua orang bisa menerapkan sistem cashless, terutama orang-orang yang sudah tua.

Begitupun juga dengan orang-orang yang gagap teknologi. Mereka butuh menyesuaikan diri dengan sistem ini. Oleh karena itu, wajar jika sistem cashless tidak bisa selalu digunakan di setiap transaksi.

Fenomena cashless society di Indonesia

Bagaimana kesiapan masyarakat Indonesia menghadapi cashless society? Ini tentu menjadi pertanyaan yang penting di tengah kondisi masyarakat maju.

Sejak 2014, Pemerintah Indonesia sendiri sudah gencar mendukung perkembangan cashless society. Salah satunya dengan mewujudkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang diprakarsai oleh Bank Indonesia (BI).

Pada 2017, terdapat dua langkah besar yang dilakukan BI untuk menyukseskan GNNT, yakni meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) untuk kartu debit (ATM) dan menerapkan sistem pembayaran tol non-tunai dengan uang elektronik.

GPN membuat satu kartu debit bisa digunakan di seluruh mesin electronic data capture (EDC) tanpa tambahan biaya oleh merchant. Alhasil, pemilik kartu debit bisa dengan aman dan praktis melakukan transaksi non-tunai.

Pada 2018, Visa juga melakukan studi berjudul “Consumer Payment Attitudes” yang hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia siap menjalani masa depan tanpa uang tunai.

Pada studi tersebut ditemukan bahwa sebanyak 82 persen responden mengaku sudah pernah bepergian tanpa uang tunai.

Itu dia penjelasan lengkap mengenai pengertian hingga kelebihan dan kekurangan cashless society. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini, fenomena cashless society adalah hal yang rasanya sudah tak terhindarkan.

Apalagi mengingat segala aspek kehidupan mulai beralih ke cara-cara digital yang jauh lebih praktis dan cepat. Well, apakah Anda salah satunya?

Baca juga: