Pengguna media digital yang cerdas minimal harus menjadi smart digital user karena penggunaan digital telah merambah ke segala aspek kehidupan. Di era digital ini, menjadi pengguna yang cerdas sangat penting untuk mampu memanfaatkan perangkat digital secara efektif untuk berbagai kebutuhan, baik untuk segala kebutuhan sehari-hari, untuk kebutuhan belajar, maupun untuk kebutuhan berorganisasi.

Manfaat ruang digital yaitu mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi, mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri, membangun personal branding, dan juga memberikan sebuah popularitas di media sosial. Media sosial tersebut menawarkan konten komunikasi yang lebih individual, ruang inovatif, kreatif dan produktif, namun segi positifnya hanya akan terasa jika kita sebagai pengguna media digital sudah memiliki kecerdasan yang cukup dalam memanfaatkannya.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Konten Positif yang Siap Viral”. Webinar yang digelar pada Selasa, 9 November 2021, pukul 13.00-15.30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring. 

Dalam forum tersebut hadir Aina Masrurin (Media Planner Ceritasantri.id), Dr Bambang Kusbandrijo, MS (Dosen Untag Surabaya dan Pengurus DPP IAPA), Zahid Asmara (Art Enthusiast), Puji F. Susanti (Founder Rempah Karsa & Pegiat Literasi Digital), dan Kevin Benedict (Putra Dirgantara Indonesia 2018) selaku narasumber. 

Dalam pemaparannya, Zahid Asmara menyampaikan informasi penting bahwa selain sebagai wadah atau medium, ruang digital kini tak sekadar ruang ekspresi tetapi pula eksplorasi diri. ‘Woke generation’ adalah bagaimana generasi yang memiliki pandangan berbeda, yang dipengaruhi dari internet yang bukan lagi sekadar medium tutur dan infrastruktur. Baik internet atau kecanggihan teknologi saat ini secara budaya sedikit banyak menggeser bagaimana mindset atau cara berpikirnya, seperti berfikir bagaimana melihat konten; perspektif apa yang ada di dalamnya yang akan menjembatani hal apa melalui konten tersebut, dan yang memberi perspektif melalui konteks yang dibungkus melalui platform digital. Perlu kita sadari bahwa konten juga berisi awareness dan insight, yang dapat mengarah kepada sebuah interaksi yang dapat terbentuk. Selain itu, penting juga memperhatikan faktor consideration; mana yang persuasif dan mana yang provokatif, serta decision, yaitu yang mana ekspresi dan sensasi.”

Kevin Benedict selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa dampak positif ruang digital ini adalah informasi jadi lebih mudah dan cepat didapat, tetapi jika ingin membuat konten maka harus ditekankan terlebih dahulu apa passion kita dan fokus ke passion itu. Ia sarankan misalnya kalau passion kita travelling, maka fokuskan dan buat konten tentang travelling, lalu tunjukkan prestasi bukan sensasi, jadi tetap positif. Setelah itu, carilah konten yang memposisikan ke diri kalian; kira-kira orang lain akan share konten ini atau tidak? Lalu lihat pasar atau marketnya. Supaya bisa menjaga ruang digital untuk selalu kondusif dan produktif, tampilkan konten yang positif, gunakan caption yang bagus, paham etika dan etiket bersosial media, jangan menyebarkan berita yang tidak kredibel, berkumpul dengan lingkungan yang sehat, dan yang terakhir adalah pikirkan selalu sebelum share dan post.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Santika Dewi menyampaikan pertanyaan “Saat ini semakin banyak konten yang tidak mendidik. Bagaimana cara supaya mengubah pola pikir pembuat konten yang tidak memperhatikan efek yang ditimbulkan?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Aina Masrurin, bahwa konten yang kita buat meninggalkan jejak digital, sehingga kita harus memiliki pengetahuan melalui literasi digital seperti sekarang ini. Pahami bahwa membuat konten yang negatif ada efek buruknya, seperti bisa dilaporkan secara hukum. Membuat konten tidak hanya bagus secara packagingnya, tapi baiknya mampu memberikan impact yang positif ke orang lain.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.