Sebagai negara dengan jumlah penduduk ter­banyak di dunia, China tentu memiliki segudang hal menarik. Tak terkecuali tokoh-tokoh sejarahnya yang mendunia, salah satunya adalah Konfusius.

Bicara tentang sosok guru dan orang bijak ini tak dapat dilepaskan dari Shandong, provinsi di pesisir Timur China. Konfusius lahir di Qufu, ibu kota negara bagian Lu. Pada zamannya—dan hingga kini—Konfusius diakui sebagai pemikir besar. Ajaran dan gagasannya sangat berpengaruh dan menjadi pilar dari budaya tradisional China. Bahkan, pengaruh cara berpikirnya juga menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Tokoh-tokoh lain yang juga berhubungan dengan Shandong, di antaranya Sun Tzu, penulis buku Art of War yang dianggap sebagai salah satu karya klasik dan masih digunakan sebagai buku teks militer di berbagai tempat di dunia. Para pemikir lain termasuk Mencius, Mo Zi, Xun Zi, Zhuang Zi, Guan Zhong, dan Yan Ying juga memiliki akar di Provinsi Shandong dan memiliki pengaruh baik ideologis maupun akademis pada era sebelum Dinasti Qin.

Shandong sendiri memiliki sejarah amat panjang, yang dapat ditelusuri hingga pada masa manusia Yiyuan, yang diperkirakan sudah ada di bumi pada masa yang sama dengan manusia Peking, pada peradaban sekitar 500 ribu tahun silam. Bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di seputar kawasan menunjukkan budaya prahistoris yang cukup maju. Termasuk di antaranya salah satu kerajinan gerabah yang tertua juga ditemukan di Longshan, Shandong.

Di kawasan ini pula ditemukan amat banyak situs sejarah dan relik-relik budaya, yang tersebar di seluruh penjuru provinsi. Terdapat tak kurang 51 monumen bersejarah di bawah perlindungan negara dan 397 di bawah perlindungan provinsi.

Itu belum termasuk 6 kota budaya dan sejarah kenamaan, yaitu Jinan, Qingdao, Qufu, Liaocheng, Zibo, dan Zoucheng. Bahkan, rumah, kuil, dan makam Konfusius di Qufu telah dijadikan situs Warisan Sejarah Budaya Dunia.

Yang dinamakan Provinsi Shandong membentang di seputar area Lembang Sungai Kuning di timur Pegunungan Taihang. Kawasan timur dan barat Shandong didirikan pada masa Dinasti Jin (1115–1234). Pada masa dinasti ini pula nama Shandong mulai digunakan. Pada 1368, yaitu tahun pertama berkuasanya Hongwu dari Dinasti Ming, Sekretariat Cabang Shandong didirikan sebagai cikal-bakal Provinsi Shandong. Pada 1377, ibu kota Provinsi Shandong pindah ke Jinan dan Komisi Administrasi Provinsi Shandong dibentuk. Saat ini, Shandong memiliki 17 kota dengan total 139 wilayah setingkat kabupaten.

Menilik sejarahnya, tentu banyak yang dapat disimak di Shandong. Simak, antara lain rumah, kuil, dan makam Konfusius. Kunjungi Lingzi, ibu kota negara masa lalu Qi. Kunjungi pula Penglai, yang dikenal sebagai “tempat menarik di Bumi”. Jangan lupa mampir ke Gunung Laoshan, yang merupakan tanah suci bagi Taoisme. Ada pula Weifang yang terkenal sebagai ibu kota layang-layang.

Tak luput pula Qingdao, kota kawasan pantai yang terkenal dengan pameran bir tahunannya. Ada pula Yantai yang dikenal sebagai produsen wine. Sementara itu, Rongcheng merupakan tempat yang dianggap sebagai “tepian dunia” oleh masyarakat China zaman dulu. Ada pula Jinan, ibu kota provinsi, yang disebut sebagai “kota musim semi”, yang merupakan tempat untuk menyaksikan keindahan Sungai Kuning mengalir ke laut.

Tertarik untuk mengetahui cerita sejarah yang menjadi bagian dari Shandong? Segera rencanakan perjalanan Anda bersama Dwidayatour. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi 1500383 atau kunjungi kantor cabang Dwidayatour terdekat. [*]

Foto: dokumen Dwidayatour

Artikel ini terbit di Harian Kompas 25 Oktober 2018.