Cyberbullying adalah sebuah perilaku yang melecehkan ataupun merendahkan seseorang yang dilakukan melalui media digital yang sayangnya kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja. Hal ini dapat dilakukan melalui pesan singkat, email, blog, media sosial, atau halaman web untuk mengganggu, mempermalukan dan mengintimidasi korban. Bentuknya pun bermacam-macam, seperti menyebarkan isu-isu palsu, memposting foto-foto memalukan, pelecehan seksual, ancaman hingga tindakan yang berbuntut pemerasan. Oleh karena itu, kita sebaiknya memiliki kompetensi literasi digital untuk ketahui cara menghindarinya.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Identifikasi dan Antisipasi Perundungan Digital (Cyberbullying)”. Webinar yang digelar pada Senin, 11 Oktober 2021, pukul 09.00-11.30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Yusuf Mars (Pemred PadasukaTV & Direrktur Eksekutif ITF), Roza Nabila (Kaizen Room), Imam Baihaqi, MH (Konsultan Pemberdayaan Desa), Bondan Wicaksono (Akademisi & Penggiat Masyarakat Digital), dan Tyra Lundy (Master of Ceremony & Presenter TV) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Imam Baihaqi, MH menyampaikan informasi penting bahwa “Ada berapa cara untuk antisipasi perundungan, tapi yang paling utama adalah menerapkan sikap dan perilaku yang sesuai norma Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika untuk antisipasi perundungan bagi warganet Indonesia. Hal yang dapat dilakukan terkait ini adalah dengan menjaga hak privasi seseorang (diri maupun orang lain), menghormati perbedaan (pendapat, golongan, pilihan maupun status), menggunakan bahasa tutur yang baik, dan menjaga harkat dan martabat kemanusiaan dalam interaksi dunia maya. Hal-hal itu dilakukan dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan selalu berpijak pada aturan hukum dan konstitusi yang ada. Kita harus mengembangkan sikap kritis yang jujur dan terbuka terhadap informasi apapun yang punya dampak pada kehidupan masyarakat dengan cara saring sebelum sharing segala macam informasi.”
Tyra Lundy selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa dampak positif yang dirasakan dengan adanya kemajuan teknologi saat ini adalah memudahkan untuk berkomunikasi, kapanpun dan di manapun. Kemudian saat ini belajar bukan hanya dari buku tetapi bisa melalui platform-platform digital yang ada, kita juga semakin mudah untuk mengakses informasi. Di masa pandemi ini juga transaksi bisnis menjadi lebih mudah, tidak perlu pergi ke mall dan kita bisa berbelanja di marketplace. Selain itu, dengan kemajuan teknologi dan banyaknya platform digital yang ada seperti media sosial, semua bisa dikenal dan orang bisa menyebarkan konten-konten yang berprestasi dan baik. Walau begitu, kita harus ingat bahwa meskipun kontennya lucu, tetapi jangan sampai menyinggung perasaan orang lain. Untuk dampak negatifnya, pastinya masih banyak berita hoaks, penipuan secara online, kemudian konten dewasa yang perlu kita hindari.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Gunawan Budi Raharjo menyampaikan pertanyaan “Apa tindakan yang dapat dilakukan ketika melihat seseorang yang menjadi korban bullying di media sosial? Lalu jika kita sudah melakukan tindakan tetapi si pelaku bullying tetap melakukan bullying terhadap korbannya, bagaimana solusi terbaik untuk menghentikan bullying tersebut agar ke depannya si pelaku tidak berbuat demikian lagi?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Yusuf Mars, bahwa “Hal yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan semangat kepada orang tersebut, berikan kata-kata atau komentar yang positif agar yang menjadi korban merasa masih banyak yang mendukungnya. Kemudian, jika tindakan bullying tersebut sudah mengarah ke fitnah dan menjurus ke disintegrasi, sebaiknya langsung di laporkan saja ke pihak kepolisian karena itu salah satu cara yang paling efektif.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.