Selama pandemi Covid-19, intervensi digital dan teknologi hadir di hampir seluruh aspek kehidupan manusia dan mempercepat orang untuk dapat beradaptasi dengan media digital dengan cepat. Teknologi juga mempermudah berbagai lingkup kegiatan masyarakat melalui hadirnya berbagai bentuk aplikasi yang memiliki fungsi masing-masing, seperti misalnya untuk transfer dan bayar tagihan listrik, pajak, ataupun lainnya.

Kita harus ingat, dengan menggunakan aplikasi media sosial, kita juga memberikan data kita secara sukarela, dan tetap harus mewaspadai informasi apa saja yang kita bagikan dengan berbagai aplikasi yang kita gunakan.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Tren Aplikasi di Era Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa (6/7/2021), diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Panji Gentura (Project Manager PT WestmooreTech), Sopril Amir (Tempo Institute), Fakhriy Dinansyah SIKom MM (Co-Founder Localin), Bondan Wicaksono (akademisi dan penggiat Masyarakat Digital), serta Diaz Danar (influencer) selaku narasumber.

Netiket

Dalam pemaparannya, Fakhriy Dinansyah SIKom MM menyampaikan, “Menggunakan media digital mestinya diarahkan pada suatu niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama. Saat menggunakan media sosial melalui aplikasi digital, kita berada di salam satu forum digital.”

Sama seperti komunitas, lanjut Fakhriy, forum digital juga mempunyai aturan dan tata tertib tertentu, menyangkut batasan dan cara yang terbaik memanfaatkan fasilitas internet.

“Di dunia digital kita juga mengenal etiket berinternet atau yang lebih dikenal dengan netiket (network etiquette) yaitu tata krama dalam menggunakan Internet. Hal paling mendasar dari netiket adalah kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor,” paparnya.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Georgiana L menyampaikan, “Kemarin saya temukan di platform Twitter bahwa suatu akun cukup besar yang followersnya sudah sangat banyak ternyata dibeli oleh sebuah akun kripto ilegal, di mana nantinya akan melakukan pencurian data apabila para followers klik suatu link yang di-share akun tersebut. Upaya apa yang sebaiknya kita lakukan agar terhindar dari akun-akun tersebut agar data kita tetap aman?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Bondan Wicaksono. “Apabila menemukan akun tersebut kita dapat melakukan report dan block kemudian ajak juga teman atau followers lainya agar melakukan hal yang sama. Beri penjalasan dengan sebaiknya agar data mereka juga tidak tercuri. Kita harus lebih berhati-hati lagi dalam mengakses suatu tautan agar tidak mengalami kebocoran data,” paparnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Pusat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.