Mengingat pentingnya etika digitalisasi saat ini, generasi muda Indonesia harus tetap menunjukkan sikap cinta Tanah Air agar karakter dan nasionalisme mereka mampu mempertahankan ideologi bangsa. Bahkan bukan hanya bertahan, melainkan bisa membanggakan Indonesia.

Kita harus mengedukasi bahwa budaya Indonesia itu sangat kompleks atau multikultur. Maka dari itu pembelajaran tentang Pancasila itu harus diberikan kembali dan diterapkan juga dipraktikkan dengan sebaik-baiknya. Selain itu, sebagai orangtua atau guru, harus selalu mengingatkan anak-anak, karena tentunya anak-anak ingin menjadi modern. Jadi,  local wisdom tetap diberikan untuk mereka pahami bahwa kita memiliki budaya yang juga patut dibanggakan.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Tips Dampingi Anak Belajar di Era Pandemi”. Webinar yang digelar pada Jumat, 8 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Tauchid Komara Yuda (Dosen Fisipol UGM dan IAPA), Roza Nabila (Kaizen Room), Ni Putu Tirka Widanti (Rektor Universitas Ngurah Rai dan IAPA), Muhammad Mustafied (LPPM dan UNU Yogyakarta), dan Brigita Ferlina (News Presenter) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Muhammad Mustafied menyampaikan bahwa keluarga masa kini semakin digital, penetrasi teknologi digital membawa perubahan moda ekonomi juga perubahan moda belajar. Teknologi digital tidak terbatas pada kelompok usia tertentu, tetapi hampir semua kelompok umur. Masa kanak-kanak kian digital, maksudnya anak-anak saat ini adalah warga dan bahkan “digital native”.

Mereka berganti bahasa gaul, pakaian, perhiasan, atau gaya dari generasi sebelumnya. Orang bahkan mungkin menyebut diskontinuitas ini sebagai “singularitas”, yakni peristiwa yang mengubah banyak hal secara mendasar sehingga sama sekali tidak ada jalan untuk kembali.

“Singularitas ini adalah kedatangan dan penyebaran cepat teknologi digital dan para siswa kita kini mewakili generasi yang tumbuh dengan teknologi baru ini. Mereka telah menghabiskan seluruh hidup mereka dikelilingi oleh dan menggunakan komputer, video game, pemutar musik digital, kamera video, telepon seluler, dan semua mainan dan peralatan lain di era digital,” jelasnya.

Brigita Ferlina selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa adanya teknologi digital yang terus berkembang ini, dampak positif yang dirasakan adalah mewawancarai bisa lewat Zoom, semakin banyak narasumber-narasumber baru yang ia temui karena semakin banyak isu yang juga terus berkembang.

Selain itu, banyak juga informasi dan narasumber yang ia temui melalui media sosial seperti Instagram. Tahun lalu banyak event IG Live yang mengangkat topik-topik cukup menarik, dan dari situ ia dijadikan narasumber juga. Akhirnya ia dapat saling kontak atau berjejaring. Jadi baginya, berasa sekali yang tadinya di sosial media jarang sapa-sapa, chat atau berkenalan juga hampir tidak pernah dilakukan, tapi semenjak pandemi dan karena di rumah saja, mau tidak mau berjejaringnya lewat media sosial.

Salah satu peserta bernama Ramanda Putra Aulia menyampaikan, “Bagaimana seharusnya peran orangtua dalam mendampingi anaknya berinternet? Apa saja etika yang dapat kita contohkan kepada anak agar anak memiliki sikap yang baik dalam berinternet?”

Pertanyaan tersebut dijawab Roza Nabila. Peran orangtua dalam mendampingi anak berinternet di zaman sekarang adalah dengan berteman dengan anaknya di internet, seperti kita di dunia nyata. Anggaplah cara berteman kita untuk sekaligus mendampingi mereka pada saat mereka berinternet.

“Untuk etika yang bisa dicontohkan sebenarnya sama saja seperti yang ada di dunia nyata dan di dunia digital, seperti saling menghargai orang lain, ajarkan untuk jangan berkomentar negatif di postingan orang lain, sopan dan santun terhadap yang lebih tua, dan selalu berperilaku baik kepada orang lain jika ingin diperlakukan baik juga,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]