Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Kiat Cegah Kecanduan Digital Pada Anak”. Webinar yang digelar pada Selasa (31/8/2021) di Kabupaten Serang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani, S.Sos., MAP – Dosen Universitas Ngurah Rai, Ari Ujianto – Penggiat Advokasi Sosial, Nurly Meilinda, S.I.Kom, M.I.Kom – Universitas Sriwijaya dan Aidil Wicaksono – Kaizen Room.
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr. Ida Ayu Putu membuka webinar dengan mengatakan, kita harus mengikuti digitalisasi (perkembangan digital) dengan penggunaan digital untuk meningkatkan aktivitas sehari-hari.
“Dalam menghadapi abad ke-21 yang penuh dengan perubahan dan syarat akan teknologi di butuhkan kompetensi. Salah satunya adalah information media dan technology skill, sehingga kita harus memiliki keterampilan dalam mengelola informasi, media, dan juga teknologi,” tuturnya.
Kecanduan gadget
Setidaknya ada 2 hal ketika kita kenal dengan gadget atau teknologi. Jika berlebihan kita akan kecanduan, tetapi jika kita kurang kita akan gaptek. Tanda-tanda anak kecanduan gadget di antaranya, susah lepas dari gadget, mudah marah, dan emosi meledak-ledak.
Lalu tema perbincangan hanya tentang gadget seperti games dan sosial media, sulit mengatur diri, tidur larut malam, malas bergerak, dan mengabaikan lingkungan sekitar. “Mencegah hal tersebut, ikuti petunjuk batas usia sebelum akses/unduh konten, buat jadwal waktu pemakaian dan durasi. Variasikan kegiatan dan proses belajar,” katanya.
Ari Ujianto turut menjelaskan, perkembangan internet di Indonesia sudah sangat luar biasa. Hampir 9 jam waktu kita digunakan untuk mengakses internet. Tipe-tipe kecanduan pada anak yang sudah mengenal gadget bahkan menurut survei paling banyak mengakses internet adalah usia 15-19 tahun hampir 91 persen.
Biasanya anak-anak kecanduan bermain game, media sosial, belanja online, judi online, kemudian juga cybersex. Kecanduan hal-hal negatif dari internet akan berdampak pada sulit berkonsentrasi, gangguan penglihatan, radiasi otak, obesitas, bahkan kemampuan berbicara berkurang.
“Untuk itu diperlukan etika digital yang tercakup dalam ruang lingkup adalah kesadaran, integritas (kejujuran), kebajikan dan tanggung jawab. Salah satu kompetensi penting dalam etika digital adalah kompetensi mewaspadai konten negatif agar terhindar dari kecanduan digital,” tuturnya.
Adapun jenis-jenis konten negatif yakni berita bohong, pornografi, ujaran kebencian/SARA, perjudian, narkoba, penipuan, phishing/malware, radikal/terorisme, kekerasan, dan pelanggaran HaKI.
Dampak negatif
Nurly Meilinda menambahkan, jika waktu layar tidak dikontrol, akan muncul efek negatif dari teknologi pada perkembangan anak. Penelitian menunjukkan, peningkatan teknologi telah menyebabkan penurunan dalam membaca sehari-hari.
Selain itu, karena banyak blok teks yang Anda temui di perangkat digital ditulis dalam 140 karakter atau kurang, anak-anak tidak ditantang untuk berpikir kritis, atau memperluas pemikiran mereka.
“Untuk mengatasi ini, dan mendorong pemikiran kritis, pastikan untuk menyisihkan waktu setiap hari untuk membaca di mana tidak ada elektronik,” jelasnya.
Berpikir kritis dapat dikembangkan melalui perluasan percakapan. Contohnya, ketika Anda membantu anak-anak belajar membangun percakapan dengan merujuk pada pengalaman masa lalu atau hal-hal yang telah mereka baca. Penting juga untuk mengetahui aktivitas apa yang anak-anak Anda jelajahi secara online serta menumbuhkan hubungan terbuka.
Sebagai pembicara terakhir, Aidil Wicaksono mengatakan, digital safety merupakan kemampuan individu dalam mengenali, memolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari untuk kegiatan positif dan lebih bijak dalam menggunakan fasilitas tersebut.
“Kecanduan biasanya disebabkan oleh ketergantung terhadap penggunaan media digital atau gawai,” tuturnya. Menurutnya, ada beberapa tips aman bermedia digital agar kegiatan pembelajaran jarak jauh berjalan dengan baik.
“Yang harus kita lakukan adalah membatasi penyebaran informasi pribadi, membatasi penggunaan gawai, kenali ancaman keselamatan, dan saring sebelum sharing agar kegiatan bermedia digital kita berjalan dengan aman dan nyaman. Lakukan hal-hal baik di ruang digital,” pungkasnya.
Dalam sesi KOL, Puty Nurul menjelaskan, sekarang kita sudah memasuki era digital. Di lingkup keluarga, ia sudah merasakan manfaatnya sendiri karena anak-anak bisa beraktivitas seperti biasa dengan keluarga namun tetap bisa mendapatkan berbagai informasi dari konten-konten.
“Memang saya membatasi screentime dari penggunaan gadget, saya mencoba memindahkan dengan televisi sehingga artinya ada beberapa yang mereka dapatkan dari audiovisual,” tuturnya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Adinda menanyakan, bagaimana caranya memfilter games yang baik untuk anak-anak apalagi banyak karakter-karakter yang sedikit vulgar?
“Memang nilai-nilai dalam keluarga cukup berbeda, namun kita sebagai orang tua jika merasa tidak sesuai dengan aturan dalam rumah kita harus bisa berikan alternatifnya, dan yang paling penting bagaimana caranya kita menjelaskan dengan baik,” jawab Nurly.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Serang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.