Di masa pandemi ini banyak orang mengalami dampak kesehatan mental, seperti cemas terus-menerus dan panic-attack yang menyerang tiba-tiba. Bahkan, ada pula yang ketika mendengar sirene ambulans langsung merasa shock.
Menurut Reuters, jenis gangguan psikolgis yang dialami penyintas Covid-19 terdiri atas obsesif-kompulsif, gangguan stres pascatrauma (PTSD), depresi, insomnia, dan gangguan kecemasan (anxiety attack) yang paling umum dirasakan (Agustus 2020). Kita harus memprioritaskan kesehatan mental saat isolasi mandiri, sebab 64,8 persen penduduk Indonesia mengalami masalah psikologi selama pandemi.
Yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak psikis, yakni mengatur rutinitas, tidur tepat waktu, makan yang cukup, mandi dua kali sehari, dan aktvitas relaksasi. Kita juga bisa melakukan aktivitas, seperti berolahraga, bekerja dari rumah, serta bercengkrama secara daring dengan keluarga dan sahabat.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Hubungan Kesehatan Mental Dengan Kemajuan Teknologi”. Webinar yang digelar pada Jumat, 9 Juli 2021, ini diikuti oleh ratusan peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Indah Wenerda SSn MA (Dosen Universitas Ahmad Dahlan), Denisa N Salsabila (Kaizen Room), Eva Yayu Rahayu (konsultan SDM dan praktisi keuangan, IAPA), Roza Nabila (Kaizen Room), dan Shafa Lubis (Finalis Abang None Jakarta Selatan) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Eva Yayu Rahayu menyampaikan bahwa saat ini Indonesia mengalami darurat kesehatan mental yang disebabkan pandemi, yang masih belum disadari orang banyak. Dari sisi budaya, kita harus bisa membawa budaya lama dan mentransformasi budaya tersebut seiring berjalannya dengan zaman secara positif.
Oleh karena itu, lanjut Eva, penting bagi kita memahami literasi budaya dan melatih kemampuan individu serta masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari budaya itu sendiri. Produk dari transformasi bisa membawa hal-hal positif dan berguna karena merupakan tindakan nyata dari perkembangan akal atau pikiran manusia.
“Kiat-kiat dalam menjaga kesehatan mental, antara lain membatasi informasi yang dapat membuat cemas atau mengurangi penerimaan informasi yang terlalu banyak. Pilah informasi dengan hanya membatasi informasi dari sumber yang resmi dan tepecaya, dan harus membatasi emosi dalam berinternet, misalnya relaksasi sesaat dengan mengatur pernapasan. Ketika kita memiliki jiwa yang sehat, kita dapat melahirkan pemikiran yang positif untuk mengakses teknologi dan bersahabat dengan keadaan, maka kita akan fokus terhadap membuat karya yang hebat,” kata Eva.
Salah satu peserta bernama Larasati bertanya, apa hubungan sebab akibat antara penggunaan media digital, dalam hal ini kemajuan teknologi, dengan hasil kesehatan mental?
Eva pun menjawab, kedua hal itu memang sering dikaitkan. Kondisi kesehatan mental yang sehat adalah ketika individu merasa ketenangan batin dan tentram, serta nyaman sehingga ia dapat menikmati kehidupan sehari-hari dan lebih menghargai orang lain. Mengenai teknologi, bercakaplah dalam dunia digital yang dapat dilakukan dengan beberapa kunci dasar.
“Asah dengan memiliki persepsi untuk menghindari yang negatif dan menggunakan dunia digital untuk hal-hal yang positif. Kita harus bijak, logis, dan membawa aura positif. Dengan banyaknya aksi di kehidupan sehari-hari, kita akan terfokus dan tidak memikirkan untuk melakukan hal-hal negatif. Juga, penting untuk menjaga nama baik kita di dunia digital khususnya dengan adanya jejak digital, karena dengan jejak yang positf maka akan menunjukkan mental yang sehat,” terang Eva.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]