Literasi menjadi kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang berujung pada produktivitas dan kesejahteraan. Indonesia punya pekerjaan besar meningkatkan literasi penduduknya, dan perpustakaan berperan vital dalam hal ini.

Literasi adalah jembatan dari kepapaan menuju harapan, begitu kata Kofi Annan, seorang diplomat Ghana yang pernah menjabat Sekjen PBB. Sayangnya, dalam hal literasi, kondisi masyarakat Indonesia belum menggembirakan.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) 2018 menyebutkan, penduduk yang mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan atau Taman Bacaan Masyarakat (TBM) hanya 12,16 persen. Adapun penduduk yang membaca sumber bacaan, baik cetak maupun elektronik, sebesar 45,72 persen. Kemampuan literasi juga dapat diukur dari nilai PISA (Programme for International Student Assessment), yang menunjukkan capaian Indonesia masih di bawah rerata negara-negara lain yang disurvei.

Capaian nilai PISA Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2018 tidak meningkat secara signifikan. Dari ketiga komponen penilaian—matematika, membaca, dan sains—kompetensi membaca mengalami peningkatan paling rendah, yakni dari 370,6 pada tahun 2000 menjadi 371,0 pada tahun 2018, atau hanya meningkat 0,4 poin selama 18 tahun. Dengan nilai PISA tersebut, 7 dari 10 siswa tingkat literasi membacanya masih di bawah kompetensi minimal.

Baca juga:

Kuatkan Literasi, Luaskan Dampak

Perpustakaan Tingkatkan Kemampuan Literasi Masyarakat untuk Kesejahteraan

 

Dukung penuh

Terhadap persoalan masih minimnya literasi penduduk Indonesia, Bappenas menaruh perhatian besar. “Ada hubungan langsung antara kemampuan literasi dengan produktivitas,” ujar Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, Jumat (15/10/2021). Pengetahuan dan keterampilan adalah modal untuk menjadikan seorang individu produktif dan sejahtera.

Bappenas bersama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) terus berupaya meningkatkan literasi dalam rangka membangun manusia Indonesia yang lebih berkualitas. Diterangkan Amich, penguatan literasi masyarakat menjadi salah satu program prioritas nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024. Salah satu implementasi penguatan literasi masyarakat adalah Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang dijalankan Perpustakaan Nasional sejak 2018.

 

Tujuan utama program tersebut adalah meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan transformasi pengetahuan melalui berbagai pelatihan keterampilan dan kecakapan hidup. Dengan program ini, perspektif tentang fungsi perpustakaan menjadi lebih progresif. Perpustakaan bukan lagi sekadar tempat menyimpan koleksi, tetapi juga berperan secara langsung dalam memfasilitasi masyarakat mendapatkan bekal pengetahuan atau keterampilan yang relevan dengan kebutuhannya.

Lantaran begitu krusialnya program ini, dukungan anggaran pun diperkuat. Amich mengatakan, Bappenas sejak 2019 menganggarkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Pada 2021, DAK yang dikelola Perpusnas sebesar Rp 550 miliar.

DAK ini digunakan untuk pembangunan gedung baru, renovasi, pengadaan koleksi, perabot, dan modernisasi TIK di perpustakaan. “Dengan adanya DAK, kami ingin perpustakaan dari Aceh sampai Papua menjadi lebih baik dan menarik dalam memberikan layanan kepada masyarakat,” Amich menegaskan.

Dilanjutkan Amich, signifikansi program perpustakaan berbasis inklusi sosial kian terasa pada masa pandemi Covid-19. Banyak masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, bahkan pemutusan hubungan kerja. “Pada saat pandemi, peran perpustakaan sebagai jantung pemberdayaan masyarakat dan pusat peningkatan keterampilan semakin intensif dan diperlukan,” sambung Amich.

Peningkatan literasi masyarakat memerlukan kolaborasi dan sinergi yang luas. Dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok-kelompok masyarakat. “Jika kita memobilisasinya secara bersamaan, ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa,” pungkas Amich. [NOV]