Pesona pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) akan kembali bersinar cerah melalui gelaran Festival Bau Nyale 2019. Berlangsung pada 17–25 Februari 2019, Festival ini akan menjadi momen kebangkitan pariwisata NTB dengan pulihnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Terdapat 10 agenda dalam Festival Bau Nyale 2019. Di antaranya Mandalika Photo Contest (17–23 Februari), Surfing Contest di Pantai Gerupuk (17 Februari), Pengelolaan Desa Wisata Mandalika (18 Februari), Peresean di Pantai Seneq (19–23 Februari), dan Creative Dialog Kawasan Mandalika (21 Februari).
Kemudian, ada Mandalika Berdzikir di Masjid Nurul Bilad Mandalika (22 Februari), Mandalika Fashion Carnival (23 Februari), Kampung Kuliner di Pantai Seger (24–25 Februari), Pemilihan Putri Mandalika di Praya (24 Februari), dan Malam Puncak Pesona Bau Nyale di Pantai Seger (24–25 Februari).
“Adanya informasi agenda yang jelas akan memudahkan wisatawan mengatur jadwal bila ingin datang ke Festival Bau Nyale 2019,” tutur Penanggung Jawab CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty.
Destinasi halal
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah mengapresiasi langkah-langkah yang dilaksanakan untuk melancarkan acara Festival Bau Nyale tahun ini. Namun, dia mengingatkan ciri khas NTB dengan wisata halalnya.
“Event ini adalah event nasional, terkait potensi pariwisata di seluruh Indonesia, yang tentunya mempunyai destinasi pariwisata yang indah, kita tetap memiliki keunggulan. Kita punya ciri khas, yaitu halal destination yang menjadi nilai lebih kita,” ungkap Ummi Rohmi didampingi Kepala Dinas Pariwisata NTB M Lalu Faozal.
Faozal menambahkan, Festival Bau Nyale 2019 ini disosialisasikan secara maksimal. Baik melalui media televisi nasional dan memanfaatkan media sosial.
“Kita dalam event ini memanfaatkan para pengguna media sosial. Kita juga akan buatkan sejenis kompetisi di media sosial untuk promosi. Sistemnya para pengguna media sosial membuat postingan terkait event Bau Nyale, bagi postingan yang mendapatkan banyak like, share, dan komentar, kita akan berikan hadiah,” ungkapnya.
Faozal menargetkan pengunjung event ini hingga 1,5 juta wisatawan nusantara (wisnus). Sementara itu, untuk target wisman masih didorong dengan cara berkomunikasi, serta berbagi informasi dengan para penggiat dan pengusaha pariwisata beserta organisasinya.
Faozal juga mengungkapkan, masalah sampah adalah salah satu yang disoroti dalam setiap festival. Karena itu dalam Festival Bau Nyale tahun ini, Kemenpar bersama Dispar NTB akan menggandeng Bank Sampah.
“Kita akan berdayakan Bank Sampah dalam acara tersebut dan masyarakat sekitar. Kita akan menyediakan kantong plastik sekali pakai untuk mengumpulkan sampah,” katanya.
Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa mengatakan, Festival Pesona Bau Nyale memang merupakan menu wajib bagi para pelancong. Pasalnya, festival ini merupakan pesta kebudayaan yang berbeda dari festival atau event kebudayaan lain. Rangkaian acaranya selalu heboh.
Kearifan lokal
Menurut Rizki, Festival Pesona Bau Nyale adalah festival yang menyatu dengan nilai-nilai luhur budaya masyarakat Sasak Lombok. Festival ini secara turun-menurun berlangsung dan lestari di tengah masyarakat Sasak. Bukan hanya menangkap cacing laut, tapi festival ini mengandung filosofi yang luar biasa.
“Ada sejarah, kebudayaan, religi dan nilai kearifan lokal yang sarat akan pesan moral dan sosial dari festival ini, tidak sekadar festival atau pesta kebudayaan biasa,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan menilai Festival Bau Nyale merupakan event unik dan eksotis. Sebuah tradisi masyarakat Lombok yang telah mendunia. Bahkan selalu menjadi menu wajib bagi banyak wisatawan. Rangkaian event-nya selalu menarik untuk disaksikan.
“Kalau berbicara mengenai Festival Pesona Bau Nyale, saya sudah tidak perlu panjang-lebar menceritakannya. Sudah pasti keren. Festival yang selalu menjadi incaran wisatawan. Nah, mumpung masih ada waktu bisa dijadwalkan dari sekarang. Siapa tahu dapat tiket promo murah,” ujar Menpar Arief Yahya. [*]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 14 Februari 2019.