B20 Trade and Investment Task Force bersama dengan Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro) menggelar forum side events B20 Indonesia bertajuk “Unlocking Financial Access and Digital Transactions for Farmers and SMEs Through Inclusive Closed Loop Model” di Jakarta, Kamis (30/6/2022).

Pertemuan ini bertujuan untuk memfasilitasi diskusi antara pelaku usaha di sektor pertanian dan lembaga keuangan, termasuk lembaga perbankan dan non bank sekaligus menjadi tempat pertukaran informasi mengenai praktik konkrit terkait akses keuangan dan layanan keuangan digital di Indonesia dan negara lain.

Kegiatan yang dilangsungkan secara hibrida ini dihadiri Chair of B20 Trade and Investment Task Force Arif P Rachmat; Chairman PISAgro yang juga Koordinator WKU II Bidang Perekonomian KADIN Indonesia Franky Oesman Widjaja; Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio N Kacaribu.

Selain itu, hadir juga pembicara yang fokus pada persoalan keuangan dan pertanian di antaranya Dirjen PSP Kementan Ali Jamil; Southeast Asia Lead UN, Better Than Cash Alliance Isvary Sivalingam; Direktur Bisnis Mikro PT BRI Tbk; Managing Director of Sustainability ADM Capital Lisa Genasci; Direktur PT Smart Tbk, Senior Advisor to Sustainability Golden Agri Resources Agus Purnomo dan Executive Director Grow Asia Beverly Postma.

Inklusivitas

Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan dalam situasi dunia yang sedang memulihkan diri setelah pandemi Covid-19, inklusivitas menjadi terobosan untuk melakukan transformasi ekonomi sesuai dengan prioritas nasional dan kondisi global. Hal ini, kata Shinta, sejalan dengan penegasan Presiden Joko Widodo yang menyatakan inklusivitas menjadi prioritas kepemimpinan Indonesia di G20-B20.

CEO Sintesa Group ini mengatakan B20 Indonesia juga menyelaraskan tema prioritas ini dengan menjadikan inklusi keuangan terutama inklusi keuangan digital dan pembiayaan sektor ekonomi rakyat sebagai salah satu agenda prioritas. Terlebih lagi, KADIN Indonesia yang menjadi penyelenggara B20 Indonesia menjadikan isu inklusi keuangan dan pembiayaan UMKM sebagai pilar utama kebangkitan ekonomi nasional.

UMKM dan pertanian rakyat, kata Shinta selama ini sangat kesulitan untuk mengakses permodalan karena salah satunya soal pengelolaan pertanian secara tradisional dan hampir rata-rata tidak memiliki rekening bank. Padahal untuk meningkatkan kesejahteraan petani membutuhkan akses keuangan yang lebih terbuka dan inklusif.

“UMKM dan petani rakyat selama ini tidak mudah untuk mendapatkan pembiayaan baik dari lembaga keuangan formal. Persoalan utamanya sekalian letak geografis yang mungkin jauh dari lembaga keuangan, rendahnya literasi petani juga membuat mereka sulit mengakses pembiayaan karena minimnya pengetahuan untuk mengikuti prosedur yang dijalankan perbankan,” jelas Shinta, Kamis (30/6/2022).

Pemerintah sendiri telah memperlihatkan komitmennya terhadap keuangan inklusif dengan menerbitkan Peraturan OJK No. 76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan Bagi Masyarakat dan melalui Perpres No 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan dengan target cakupan 90 persen di tahun 2024.

UMKM dan Petani

B20
Chair of B20 Trade and Investment Task Force Arif P Rachmat.

Chair of B20 Trade and Investment Task Force Arif P Rachmat mengatakan pembiayaan inklusif penting sebagai solusi yang layak untuk masalah produktivitas petani kecil yang memiliki masalah kompleks. Selain itu, diperlukan contoh konkret atau best practice dari negara lain terkait pembiayaan untuk petani sekaligus kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan melalui negara-negara anggota G20.

“Harus disadari, masih ada berbagai kendala yang menghalangi dalam mengejar inklusi keuangan baik di Indonesia maupun secara global, di antaranya inklusi keuangan yang menyasar sektor UMKM, perempuan dan sektor pertanian. Ini harus jadi perhatian dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kedepannya,” jelas Arif.

Namun, yang jadi keuntungan, kata dia, kemajuan teknologi informasi turut andil dalam menyasar kecakapan inklusi keuangan. Transformasi digital melalui artificial intelligence hingga analisis big data yang jadi salah satu contoh yang memudahkan dan harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mempercepat pemulihan ekonomi.

Senada dengan Arif, Chairman PISAgro Franky Oesman Widjaja mengatakan lembaga keuangan memainkan peran penting dalam menyediakan modal yang dibutuhkan petani kecil. Melalui model close loop yang inklusif, kata Franky, diharapkan literasi keuangan di kalangan pekebun akan semakin meningkat, dan semakin terbuka kesempatan bagi mereka untuk mengakses sumber pendanaan.

B20
Chairman PISAgro Franky Oesman Widjaja.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu menjelaskan UMKM maupun petani kecil harus menjadi prioritas dalam upaya perluasan akses keuangan, karena keduanya terkait dengan ekonomi nasional dan ketahanan pangan Indonesia. Saat ini Kemenkeu telah mengembangkan pendekatan produk keuangan yang inovatif untuk mendukung upaya meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.

Dirjen PSP Kementan Ali Jamil menjelaskan, implementasi inklusi dan digitalisasi di sektor pertanian mengalami peningkatan yang signifikan, namun pada saat yang sama masih memiliki ruang untuk perbaikan ke depan. Supari, Direktur Bisnis Mikro PT BRI Tbk melihat inklusi keuangan oleh perbankan akan semakin optimal dengan memanfaatkan digitalisasi layanan sehingga petani dan UKM dapat tumbuh signifikan dan perekonomian dapat diberdayakan.

Terkait hal itu, Lisa Genasci, Managing Director Sustainability di ADM Capital menyarankan agar ada mekanisme blended finance sebagai alternatif pembiayaan investasi bagi petani kecil dan menekankan pentingnya kemitraan dan konservasi untuk mendukungnya. Beverley Postma, Direktur Eksekutif Grow Asia juga mengatakan inklusi keuangan penting untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kesejahteraan petani kecil serta memastikan ketahanan dan keberlanjutan pangan di sektor pertanian.

Hal itu diamini Agus Purnomo, Direktur PT SMART Tbk yang mengatakan aksi nyata pendampingan serta penerapan model closed-loop inklusif di sektor kelapa sawit yang mendapat dukungan PT SMART Tbk, sangat memberikan dampak positif bagi petani kecil. Agus menyarankan model ini diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan lain di berbagai sektor pertanian dan perkebunan yang melibatkan banyak petani kecil.

Pergelaran pendukung B20 Trade and Investment Task Force ini dihadiri lebih dari 200 mitra sektor swasta, organisasi multilateral, LSM, CSO, organisasi petani, dan pemangku kepentingan lainnya, yang bersedia dan bersemangat untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman mereka. B20 dan PISAgro secara aktif mendorong ekosistem bisnis yang berkelanjutan dan inklusif, serta menciptakan nilai bersama untuk berdampak lebih banyak bagi UKM dan petani kecil di seluruh negara G20.