Secara umum, literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal, literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.
Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, tetapi juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Dengan diluncurkannya Program Literasi Digital Nasional, Presiden Joko Widodo menyatakan, “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri; saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti kesiapan-kesiapan penggunanya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif.”
Dalam rangka mendukung Program Literasi Digital Nasional, Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital untuk meluncurkan Seri Modul Literasi Digital yang memfokuskan pada empat tema besar; Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.
Diharapkan dengan adanya seri modul ini, masyarakat Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.
Seri “webinar”
Proses sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital dilakukan dalam ranah media digital pun, dalam bentuk seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital. Seri webinar ini menjangkau sebanyak 514 kabupaten/kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten, dan mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi.
Webinar “Pentingnya Memiliki Digital Skills di Masa Pandemi Covid-19” diadakan pada Senin (31/5/2021), dengan para narasumber Yossy Suparyo (Direktur Gedhe Nusantara), Prof Widodo Mukti (Staf Ahli Kemkominfo), Aidil Wicaksono (Dosen Universitas Gunadarma), Antonius Alfons Tanujaya (pengamat Ssecurity Vaksincom), dan Tyo Guritno (Founder Inspigo).
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety yang tentunya saling terkait dalam berinteraksi dalam dunia digital. Hal ini menjadi penting karena pada masa pandemi ini, Yossy Suparyo melihat bahwa masyarakat yang tinggal di perdesaan jadi terbantu lebih cepat memahami kemajuan informasi dengan adanya teknologi literasi digital.
“Teknologi literasi ini merupakan sarana belajar yang mampu menjembatani para pegiat desa di berbagai daerah Indonesia, khususnya Banyumas. Kami merasa mendapat keberkahan di desa dari teknologi ini,” ujarnya.
Ada hal baik pada masa pandemi ini, yaitu memberikan teman-teman di desa lebih cepat memahami kemajuan informasi dengan adanya teknologi literasi digital ini. Walau begitu, pastinya harus diiringi pendalaman mengenai penggunaannya secara etis.
Prof Widodo Mukti memaparkan, perkembangan media sosial pada era milenial ini sangat pesat, yaitu sebesar 61 persen, dan hal itu justru membuat kearifan, etika, serta nilai-nilai menjadi tantangan untuk kita, terutama dalam penyebaran informasi.
“Indonesia memiliki bonus demografi dan digital; mari kita tunjukkan bahwa orang-orang desa maupun orang-orang kota dapat berprestasi dalam menggunakan teknologi serta membagikan informasi-informasi yang valid, bukan hoaks,” ajaknya.
Aidil Wicaksono turut serta memberikan relevansi webinar dengan Tanah Air. Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika pun dapat ditarik dan diaplikasikan ke dalam ruang digital.
“Kita harus menjadi warga digital yang Pancasilais, yaitu berpikir kritis, meminimalkan unfollow, unfriend, dan block untuk menghindari Echo Chamber dan Filter Bubble, serta selalu laksanakan gotong royong kolaborasi kampanye literasi digital,” jelasnya.
Lalu untuk skill set yang dibutuhkan dalam industri digital, Tyo Guritno menjelaskan, dibutuhkan keterampilan dalam kreativitas, analisis data, komunikasi, dan strategi digital.
“The more things you know, the more things you can connect, and the more creative you may become,” paparnya.
Tyo juga menambahkan, untuk tetap bertahan dalam era seperti ini, harus tetap menghasilkan konten yang relevan dan kreatif, fokus pada penyelesaian masalah, dan kita sebagai individu harus selalu memiliki pola pikir yang cerdas.
Dengan mengangkat tema “Aman Bermedia Digital”, Antonius Alfons Tanujaya memperkenalkan istilah digital quotient (kecerdasan digital) yang penting untuk dimiliki setiap pengguna media digital. Salah satu komponennya adalah digital safety (keamanan digital) yang terdiri atas perangkat digital, identitas digital, penipuan digital, rekam jejak digital, dan keamanan digital anak. Ia juga mengingatkan pentingnya melakukan proteksi terhadap hardware dan software agar mengamankan diri secara menyeluruh.
Cakap digital
Salah satu hal yang ditanyakan peserta webinar terkait cara meratakan informasi yang didapat oleh masyarakat, mengingat tidak semua wilayah di Indonesia mendapatkan akses internet yang sama. Aidil Wicaksono merespons, “Dengan bekerja sama dan bergotong royong dengan adanya teknologi literasi digital.”
Ia menegaskan kembali pentingnya keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dalam mendorong Indonesia menjadi cakap digital. “Untuk mendapatkan informasi yang merata, kita juga bisa luangkan waktu ke tempat-tempat yang memiliki jaringan internet yang bagus dan cepat agar bisa mengakses informasi dan bisa dibagikan untuk orang banyak,” tandas Aidil.
Hal itu sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.”
Presiden juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.
Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.