Aruna Senggigi Resort & Convention menggelar rapid test untuk manajemen dan karyawannya. Hal ini merupakan salah satu tahapan normal baru dalam rangkaian Gerakan Hotel Sehat dan Bersih yang diterapkan.
“Kami telah menerapkan langkah kesehatan dan pembersihan secara signifikan di hotel kami guna memastikan kesehatan serta keamanan karyawan dan para tamu senantiasa terjaga. Selain penggunaan alat pelindung diri, seperti masker, sarung tangan, dan face shield yang menjadi bagian dari seragam wajib bagi karyawan di era normal baru ini, kami juga memastikan bahwa aset terbesar kami, yaitu karyawan tetap terjaga dan terlindungi dengan cara menyediakan fasilitas rapid test bagi mereka,” jelas General Manager Aruna Senggigi Resort & Convention Weni Kristanti.
“Sejauh ini, rapid test telah dilakukan sebanyak dua kali. Fase pertama dilakukan pada 29 Mei 2020 untuk 24 karyawan dengan difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Lombok Barat. Adapun fase kedua dilakukan pada 16 Juni 2020 untuk 27 karyawan dan difasilitasi oleh RSUD Provinsi NTB. Dari kedua fase tersebut, hasil yang diperoleh adalah negatif bagi seluruh karyawan. Rapid test ini rencananya akan terus dilakukan secara bertahap hingga keseluruhan karyawan terfasilitasi. Sebagai tambahan, karyawan harus pula melengkapi beberapa data penunjang lain, seperti surat pernyataan sehat,” tambahnya.
Pengadaan rapid test bagi manajemen dan karyawan tentunya tidak terlepas dari komitmen Aruna Senggigi Resort & Convention untuk menyediakan lingkungan yang aman dan bersih guna memberikan pengalaman menginap terbaik bagi para tamunya. Hal ini juga dilakukan sebagai salah satu bentuk dukungan pihak hotel kepada pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.
“Kami berkomitmen penuh untuk mendukung upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus korona dengan cara menerapkan Gerakan Hotel Sehat dan Bersih serta menyediakan fasilitas terbaik bagi tamu serta karyawan sehingga pada akhirnya wisatawan dapat melihat bahwa kami telah siap menyambut kedatangan mereka kembali ke Pulau Lombok—serta wilayah Senggigi pada khususnya—seiring dengan pulihnya kepercayaan publik untuk kembali melakukan perjalanan,” tutup Weni Kristanti. [AYA]