Banyak kalangan pastinya setuju bahwa kompetensi digital penting bagi tenaga didik. Hal inilah yang dibahas pada webinar “Digital World in the Classroom: Kemampuan Literasi Digital yang Wajib Dimiliki Guru Generasi Alpha” pada Selasa (15/6/2021).

Pada webinar dengan tema “Digital World in the Classroom: Kemampuan Literasi Digital yang Wajib Dimiliki Guru Generasi Alpha” yang diselenggarakan khusus bagi 14 kabupaten/kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Razi Sabardi (pengamat kebijakan publik digital), AAM Abdul Nasir (Asistenprofesi.id), Santi Indra Astuti, SSos MSi  (Dosen Ilmu Komunikasi UIB & Japelidi), dan Bondan Wicaksono (akademisi dan pegiat masyarakat digital).

Kuasai kompetensi

Bondan Wicaksono membuka webinar dengan menyampaikan bahwa era digital ini sudah mengubah beberapa kebiasaan hidup manusia. “Kompetensi yang harus dimliki oleh guru ialah public speaking, memiliki kemampuan ice breaking dengan pembelajaran kreatif, menguasai atau melek teknologi, mampu mendesain media pembelajaran dan kelas pembelajaran, serta menguasai berbagai model-model pembelajaran dan menguasai ilmu parenting atau pengasuhan.”

AAM Abdul Nasir kemudian menjelaskan, “Kemampuan yang harus dimiliki guru adalah harus kreatif, menjunjung tinggi kolaborasi , mempunyai kemampuan critical thinking dan evaluation, mempunyai culture dan memahami kehidupan muridnya, mampu memahami tentang mengkurasi informasi, harus mempunyai e-safety, practical, dan functional skills serta harus menjadi proficient communicator.” Ia kemudian melanjutkan membahas mengenai generasi alfa, dan mengatakan bahwa “Salah satu ciri khas generasi alfa adalah mereka terlahir sebagai digital native, yaitu melek digital sejak usia yang sangat dini. Mereka yang balita saja sudah sangat akrab dengan smartphone.”

Santi Indra Astuti SSos MSi kemudian memaparkan mengenai “Budaya Digital Berwawasan Kebangsaan”. “Ciri-ciri generasi alfa pada saat ini adalah mereka terpapar teknologi sejak lahir, menerapkan model belajar yang eksploratif, menitikberatkan pada komunikasi dan kebahasaan, dan tidak punya kontrol terhadap screen time,” jelas Santi. Ia juga mengatakan bahwa budaya digital harus selaras dengan budaya-budaya Pancasila yang ada. “Salah satu cara merealisasikan ini adalah dengan mencintai produk-produk Indonesia melalui media digital. Kita dapat melakukan bisnis dengan cara mempromosikan produk-produk Indonesia baik dalam ruang lingkup domestik maupun ke luar negeri,” urai Santi.

Razi Sabardi melanjutkan webinar dengan pemaparannya yang menyampaikan, “Masyarakat dan Revolusi Industri 4.0 sudah mendorong revolusi digital pada saat ini dengan adanya internet yang dapat mempermudah kehidupan manusia dari segala cara.” Ia juga mengatakan bahwa generasi alfa memiliki pandangan yang lebih terbuka dan maju dari generasi sebelumnya. “Untuk itu, guru harus dapat memahami dengan baik media digital dan harus lebih adaptif dan inovatif dalam mengajar dan mendidik generasi alfa ini,” tambahnya.

Edukasi “digital safety”

Saat sesi tanya jawab, ada pun peserta bertanya “Apakah perlu memberikan edukasi digital safety kepada anak sekolah dasar, baik dalam bentuk aplikasi media sosial maupun digital umumnya?” Razi Sabardi menjawab “Harus ada persinggungan yang seimbang. Lebih baik tidak ada yang namanya izin akses gadget ke balita atau dibatasi screen time-nya. Kita harus lebih banyak mengajarkan dan mengarahkan anak ke hal-hal positif lain; tidak mengekang, tetapi harus dibatasi.”

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.” Ia juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.