Pada 2008, China menetapkan Hainan sebagai pulau pariwisata bertaraf internasional dengan Haikou sebagai ibu kotanya yang terletak di utara. Sementara itu, Sanya, sebagai kota turis dan dipenuhi hotel-hotel internasional, berada di bagian selatan.

Ada sebuah destinasi yang menarik untuk dikunjungi, terutama untuk turis dari Indonesia, yakni Desa Bali, yang terletak di Kabupaten Xin Long. Dulunya desa ini merupakan tempat penampungan warga keturunan Tionghoa dari negara-negara Asia Tenggara sekitar tahun 1960-an, termasuk juga dari Indonesia. Warga Tionghoa dari Indonesia yang datang ke Hainan tentu membawa sedikit banyak budaya Indonesia.

Di desa milik orang Indonesia ini, yang sekarang telah disewakan kepada pihak swasta, wisatawan Indonesia akan merasa seakan-akan berada di rumah sendiri. Mengapa? Karena suasana alam nusantara sangat terasa, mulai dari bangunan hingga tanaman hijau. Memasuki Desa Bali, candi bentar khas Bali akan menyambut wisatawan, persis dengan suasana pedesaan di Bali.

Tanaman khas Negara Indonesia, seperti belimbing, leci, nangka, kelapa hingga pembuatan kue semprong dapat ditemukan di Desa Bali. Tidak hanya itu, para wisatawan pun dapat belajar cara pembuatan kue semprong. Lebih serunya lagi, ada panggung yang kerap menampilkan kesenian khas daerah nusantara.

Di Sanya, wisatawan Indonesia bisa mengunjungi Binglanggu Li dan Miao Cultural Heritage Park, yaitu tempat bermukimnya Suku Li dan Miao yang hampir mirip dengan Suku Dayak yang ada di Kalimantan. Mereka tinggal di rumah-rumah panggung, bekerja dengan bercocok tanam, berladang, beternak, serta mengenakan rajam di wajahnya.

Yang tidak boleh dilupakan, Hainan memiliki pantai yang mirip dengan pantai-pantai di Hawaii. Tidak heran jika Hainan juga kerap dijuluki Hawaii-nya China.

Tertarik dengan dunia perfilman? Wisatawan bisa mengunjungi studio pembuatan film yang terletak di Haikou, tepatnya di Fengxiaogang Film Commune di Mission Hills. Di sini wisatawan akan menemukan bangunan-bangunan Tiongkok bergaya tahun 1940-an yang diperuntukkan sebagai latar pembuatan film.

Tidak berhenti di situ, sebenarnya Hainan sangat berpotensi untuk menarik wisatawan Mmuslim di Indonesia. Ada sebuah masjid yang terletak di Haikou dan enam masjid di Sanya. Hainan juga sudah bekerja sama dengan berbagai hotel setempat untuk menyiapkan ruangan khusus bagi wisatawan

Muslim bila hendak sarapan dan beribadah shalat. Bicara mengenai sarapan, terdapat pula restoran Muslim di sebelah masjid karena memang penduduk Sanya banyak yang beragama Islam.

Jadi, jangan heran jika nanti melihat banyak penduduk pria di Sanya yang mengenakan peci putih sementara penduduk perempuannya berkerudung. Mereka banyak ditemui di pasar, supermarket, atau bahkan di jalan-jalan. [*]

Foto : Shutterstock.com/Valery Bocman

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 19 April 2018