Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Tren Pekerjaan dan Usaha di Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Senin, 1 November 2021 di Jakarta Utara, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dr Bevaola Kusumasari, MSi – Dosen/Pengajar Fisipol UGM, IAPA, Pradhikna Yunik Nurhayati, SIP, MPA – IAPA, Ali Elanshory – Account Executive, Mediate Indonesia (MNC Group) dan Ari Ujianto – Penggiat Advokasi Sosial.
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr Bevaola Kusumasari membuka webinar dengan mengatakan, ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan, tidak harus menunggu kita harus kuliah dulu.
“Dunia tengah memasuki era Revolusi Industri 4.0 & automatisasi dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Maka kita harus pandai dan jeli memanfaatkan teknologi digital untuk menangkap peluang usaha baru,” tuturnya.
Era digital ini menghadirkan banyak inovasi baru. Persaingan di bidang de-ide kreatif dan penguasaan teknologi digital menjadi salah satu kunci sukses. Penerapan konten kreatif lokal dengan jeli di era digital dapat menjadi sumber inspirasi.
Para pelaku industri maupun generasi muda perlu memperluas wawasan dan mengasah keterampilan sehingga dapat menghasilkan konten yang bagus, menarik dan memiliki nilai jual. Membangun bisnis di era digital bisa dengan menjadi instagram influencer/podcaster, menulis konten digital, membuat aplikasi mobile.
Pradhikna Yunik menambahkan, ada begitu banyak hal yang bisa kita lakukan di dunia digital, karena dengan adanya teknologi yang semakin maju dunia ini jadi semakin borderless.
“Maksudnya interaksi tidak hanya dilakukan dengan orang yang kita temui langsung, bahkan kita bisa berinteraksi dengan orang-orang lintas budaya, lintas usia, lintas benua tidak ada batasan lagi,” ujarnya.
Oleh sebab itu penting untuk kita belajar mengenai literasi digital, khususnya pilar etika digital. Etika digital disebut juga dengan netiket yaitu tata krama dalam menggunakan internet.
Hal paling dasar adalah kita berinteraksi dengan manusia sesungguhnya menggunakan media digital dengan niat, sikap dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama. Membangun etika di dunia digital yaitu dengan Sadar, Integritas, Tanggung jawab dan Kebajikan.
Hal tersebut juga bisa kita lakukan jika ingin membuat usaha di dunia digital ini. Banyak peluang pekerjaan di era digital saat ini, sederet pekerjaan bisa dikerjakan hanya dari rumah saja, tetapi memberikan pemasukan yang cukup luar biasa.
Ali Elanshory turut menjelaskan, pilar digital Indonesia yakni Digital Citizen, pengembangan masyarakat agar berdaya dan mencapai potensi terbaiknya. Digital Economy, fasilitasi & optimasi aktivitas ekonomi dan bisnis yang berbasis teknologi digital.
“Lalu digital government, standardisasi dan integrasi pelayanan bagi kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.Saat ini memang diperlukan banyak talent digital, misalnya diperkirakan membutuhkan sekitar 9 juta talent digital. Dalam 15 tahun kedepan dengan 600 ribu talenta digital per tahunnya.
Adapun persiapan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yakni Critical Thinking, yang memungkinkan kamu membedakan informasi mana saja yang termasuk kebenaran atau kebohongan, fiksi dan nonfiksi, fakta atau opini.
Selain itu, kamu perlu mengasah keterampilan komunikasi agar lebih mudah mengutarakan pemikiran, pengetahuan, dan informasi yang kamu miliki kepada orang lain. Lalu, dengan kreativitas, kamu dapat menciptakan ide dan inovasi yang dibutuhkan banyak orang.
“Ditambah dengan mengasah keterampilan kolaborasi, kamu akan jadi pribadi yang mudah bekerja sama dengan berbagai organisasi, baik tim mu sendiri atau tim dari divisi lain saat kamu kerja nanti,” paparnya.
Sebagai pembicara terakhir, Ari Ujianto mengatakan, saat ini ada yang melihat bahwa tren pekerjaan atau usaha ke depan meliputi software house, startup, content creator, game developer, digital marketing, e- commerce, internet service provider.
“Bagaimana kita masuk ke tren tersebut dengan aman? yakni dengan memahami literasi digital, salah satunya memahami aturan-aturan yang membuat kita aman dalam usaha/pekerjaan di ranah digital seperti disebut sebelumnya,” jelasnya.
Menurutnya, bahwa ada banyak pekerjaan yang mungkin hilang dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, namun ada banyak pekerjaan dan usaha baru yang akan muncul.
Dalam sesi KOL, Steve Angkasa mengatakan, dampak positif di internet atau di dunia digital itu sangat banyak, karena kita tahu semuanya bisa digapai dari jari atau tangan kita.
“Dengan positif dan negatifnya dunia digital ini kita bisa lebih memperkuat pola pikir kita, ekosistem kita, orang terdekat kita bisa membantu untuk menjadi seseorang yang lebih benar,” pesannya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Azi Wiranda menanyakan, bagaimana cara kita menentukan sebuah konsep pada suatu konten agar memperoleh minat orang lain untuk melihat dan mengapresiasi konten kita?
“Kita jangan cepat dulu punya keinginan seperti saya harus sukses. Sabar dulu, karena sukses itu bisa didengar banyak orang, konten kita meledak itu butuh waktu dan butuh perjalanan menuju kesana. Kalau meledaknya dengan melakukan hal yang buruk rugi. Butuh menentukan dulu sebenarnya apa yang disukai atau apa kekuatan konten yang akan kita hadirkan,” jawab Bevaola.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.